Minggu, 18 Desember 2016



PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA

BAB V
PENUTUP


Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, pengumpulan dan pengolahan data, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.                    Sistem perusahaan di PT. Siantar wiretama Indonesia meliputi :
ü  kebijaksanan / pengendalian tingkat ketersediaan sumber daya (sistem inventory) yang menggunakan sistem produksi Make To Order.
ü  Sistem perencanaan dan pengendalian kualitas meliputi perencanaan proses produksi, dimana dalam proses perencanaan ini bagian PPIC (production Planning and Inventory Control) sepenuhnya di serahkan kepada Kepala Bagian Produksi.
ü  Sistem pengendalian kualitas sepenuhnya diserahkan pada bagian QC (Quality Control) yang berjumlah 4 orang.
ü  Sistem perawatannya menggunakan kebijakan Preventive Maintenance yaitu melakukan perawatan secara periodik atau terjadwal, dan kebijakan Breakdown Maintenance yaitu dilakukan pada saat mesin tersebut mengalami kerusakan dan kemacetan.
ü  Jenis tata letak fasilitas tipelay out yang di terapkan adalah Process Lay Out, yaitu mesin – mesin di kelompokkan berdasarkan kesamaan fungsi dalam proses produksi.
ü  Untuk menyediakan sumber daya yang unggul perusahaan mempunyai kebijakan berupa penempatan kompetensi sesuai pendidikan, keterampilan dan pengalaman, mengidentifikasi personil dalam persyaratan jabatan, pelatihan, pemahaman dan kontribusi, dan pemeliharaan catatan personil.





PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA

BAB IV
PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI
PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA

Pendahuluan
4.1.1      Latar Belakang
Perkembangan dunia industri sangat pesat sehingga hal tersebut juga di ikuti oleh perkembangan dunia industri yang pesat pula. Perkembangan industri yang maju tidak luput dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lain pihak sampai sekarang ini perkembangan teknologi dan informasi tidak selalu dapat diikuti oleh pihak institusi pendidikan yang memiliki kewajiban mempersiapkan tenaga kerja.
Mengamati perkembangan teknologi yang sangat pesat dimasa ini memberikan gambaran kepada dunia industri akan pentingnya peningkatan mutu produknya. Hal di lakukan agar dapat bersaing dengan industri – industri lainnya, pada pesaingnya semakin tajam di dunia industri. Dalam persaingan perusahaan belomba – lomba untuk mendapatkan hasil yang optimal.
PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk stell khusunya produk paku dengan ukuran yang beragam. Produksi paku di perusahaan tersebut mempunyai beberapa ukuran yaitu 1”, 1 ¾”, 1 ½”, 2”, 2 ½”, 3”, 3 ½”, 4”, dan 5”. Mesin – mesin yang di gunakan oleh perusahaan juga tergolong canggih dimana mesin - mesin tersebut berproduksi secara otomatis. 
Produk paku merupakan produk yang di hasilkan dari bahan baku Wire Rod yang merupakan gulungan – gulungan kawat (coill). Secara umum proses pembuatan paku mempunyai beberapa tahapan seperti proses drawing, pemotongan otomatis, pemolesan dan pengepakan (packing).
Proses drawing merupakan proses dimana kawat (wire Rod) tersebut akan di Tarik dan pengurangan diameter kawat dengan ukuran yang sudah di tentukan. Pada proses potong otomatis ini, kawat yang sudah di proses di mesin drawingakan di cetak atau di bentuk dengan mesin khusus pengubah kawat menjadi paku dengan ukuran tertentu. Pada proses pemolesan, paku yang sudah di kumpul sesuai dengan ukurannya akan di bawa ke mesin pemoles, paku tersebut akan masuk ke dalam tong polesan dan di proses dengan tujuan untuk membersihkan sisa – sisa oli dan scrap pada ujung paku. Dan yang terakhir proses pengepakan (packing), proses ini lebih simple. Paku yang sudah di poles nantinya akan di bawa ke wadah pengepakan dan di kemas secara manual.
Untuk menghasilkan produk paku yang telah di pesan sebelumnya, divisi produksi berusaha menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar yang telah di tetapkan. Tahapan proses produksi yang disiplin dan teratur sangatlah penting agar menciptakan sebuah produk yang berkualitas tinggi. Mengingat kembali tahapan proses maka di perlukan suatu pengamatan langsung untuk melihat jalannya suatu proses, salah satunya adalah pengamatan proses produksi.
Pengamatan proses produksi merupakan aktifitas langsung di lapangan produksi. Dalam pengamatan proses produksi ini akan di bahas mengenai jalannya suatu tahapan proses produksi sesuai dengan standart yang telah di tetapkan agar kualitas produk tersebut dapat di pertanggung jawabkan kepada konsumen atau pemesan.


  


PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA

BAB III
SISTEM PERUSAHAAN


Sistem Produksi
Sistem produksi pada PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA ini memilih bahan baku yang berkualitas untuk menghasilkan produk paku dan kawat yang bermutu. Adapun produk yang di hasilkan, bahan baku dan penanganan bahan baku adalah sebagai berikut :
3.1.1       Produk
Produknya berupa produk paku dan kawat potong dengan jenis dan ukuran yang berbeda, Antara lain :
Ø  Paku, ukuran 1 inci dengan diameter 1.65 mm, 1 ½ inci dengan diameter 2.25 mm, 1 ¾ inci dengan diameter 2.50 mm, 2 inci dengan diameter 2.75 mm, 2 ½ inci dengan diameter 3.30 mm, 3 inci dengan diameter 3.30 mm, 3 ½ inci dengan diameter 4.15 mm, 4 inci dengan diameter 4.15 mm, dan 5 inci dengan diameter 5.05 mm.
Ø  Kawat besar, ukuran diameter 4.7 mm s/d 6 mm dengan ukuran panjang 12 m. (disesuaikan dengan permintaan konsumen).
Ø  Kawat kecil, ukuran diameter 3 mm s/d 4.6 mm dengan ukuran panjang 5 m s/d 12 m. (disesuaikan dengan permintaan konsumen).
Ø  Kawat kolong, ukuran diameter 3 mm s/d 4 mm dengan berat 50 kg. (disesuaikan dengan permintaan konsumen).

3.1.2     Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting karena merupakan input awal dari setiap proses produksi yang akan dilakukan. Bahan baku yang digunakan PT. Siantar Wiretama Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Bahan Utama
Bahan baku utama yang digunakan adalah berupa Wire Rod. Wire rodmerupakan gulungan kawat baja dengan kadar karbon 0.25 %, dengan diameter wire rod 5 – 6 mm. wire rod di gulung dalam bentuk bundelan – bundelan (coils) dengan berat 1800 kg.




PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA 


BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN


Sejarah Berdirinya PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA.
PT. SWI adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi paku, kawat potong kecil dan kawat potong besar. Berdiri pada awal Januari 2013 dan terletak di Jln. Kompleks Angkutan Truk – Genuk Blok AA No.32-33 Semarang Jawa Tengah, dengan luas pabrik sekitar 3000m2. 100 persen saham PT. Siantar Wiretama Indonesia adalah milik Pak Edi. Beliau di kenal karena kedisiplinan dan professional dalam melakukan suatu pekerjaan dan dari pengalaman beliau di bidang produksi paku dan kawat, beliau menerapkan dan mengajarkan ke seluruh karyawannya. Tetapi yang terpenting beliau sangat mengutamakan kesejahteraan karyawannya, karena dari situlah akan tumbuh kinerja yang baik dan menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas.
Perusahaan tersebut memulai operasi perdana pada tanggal 14 s/d 15 Januari 2013, produk awal yang di hasilkan berupa kawat besar. Sedangkan untuk produk paku, perusahaan memulai memproduksi pada tanggal 5 April 2013. Produk paku tersebut langsung di lempar ke pasaran dan pada saat itu juga konsumen pertamanya adalah Toko Material Sinar Abadi yang memesan sebanyak 225 dus dengan ukuran 2 dan 3 inci. Akhir tahun 2013 adalah titik peningkatan penjualan paku dan kawat PT. Siantar Wiretama Indonesia, manajemen meningkat pesat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Konsumen Paku dan Kawat pasokan PT. Siantar Wiretama Indonesia yaitu berasal dari daerah Jawa, penting bagi PT. Siantar Wiretama Indonesia untuk menjaga produksi terbaik dan menjaga kepuasan pelanggan dengan meningkatkan layanan purna jual dan kualitas. Sebagai sebuah perusahaan milik swasta yang mengkhususkan diri dalam paku dan kawat Indonesia. PT. Siantar Wiretama Indonesia, pasti akan mencoba sebaik mungkin untuk menciptakan pertumbuhan untuk ekspansi masa depan dan berharap untuk mengambil tantangan ditahun-tahun mendatang.
Dalam kemajuan dan perkembangan industri, PT. SWI semakin kokoh dalam menghadapi tantangan dunia usaha. Salah satu cara yang diterapkan perusahaan yang tergolong baru ini adalah dengan cara mempererat keterkaitan antar sektor industri dengan sektor-sektor lainnya dengan menjalin hubungan yang saling menguntungkan  dan saling menunjang misalnya dengan industri kecil, industri menengah dan industri besar lainnya.
PT. SWI adalah sebuah perusahaan yang mengutamakan kualitas dari produk paku dan kawat. Kami yakin bahwa potensi PT. Siantar Wiretama Indonesia bahkan masih dapat berkembang. 




PROSES PRODUKSI PAKU DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SIANTAR WIRETAMA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kerja praktek pada suatu perusahaan bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti dan melihat secara langsung keadaan yang sebenarnya didalam  dunia industry serta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat pada bangku kuliah.
PT. Siantar Wiretama Indonesia adalahs ebagai tujuan tempat kerja praktek yang di harapkan dengan alas an karena dirasa cocok sebagai tempat kerja praktek, selain juga merupakan salah satu perusahaan yang cukup besar. PT. SWI adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry pembuatan bahan bangunan, khususnya pembuatan paku dan kawat.       
Penulis memilih perusahaan ini untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek karena bisa mengetahui mengenai tahapan – tahapan jalannya proses produksi dan jenis – jenis mesin yang digunakan.
Bagi perusahaan, analisa hasil  produksi merupakan aktifitas untuk meningkatkan kualitas produk. Dalam pengamatan hasil produksi ini dibahas mengenai bagaimana suatu produk sesuai dengan standart yang telah ditetapkan dan kualitas dari produk tersebut dapat di pertanggung jawabkan kepada konsumen atau pemesan apakah hasil produksi tersebut memenuhi target yang ditetapkan.



  

Selasa, 13 Desember 2016

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK DENGAN PENDEKATAN 
GROUP TECHNOLOGY PADA PT. MAKMUR GRAFIKA SEMARANG

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisa dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Setelah melakukan penyusunan tata letak fasilitas (mesin dan stasiun kerja), hasil urutan penyusunan dengan metode BEA dan ROC adalah sama.
  2. Hasil pengurutan produk ialah 1-2-4-5-3-6-7. Dimana produk 1 ialah Al-Quran besar, produk 2 al-quran tanggung, produk 3 kitab kuning, produk 4 juzz amma 1, produk 5 juzz amma 2, produk 6 tuntunan shalat, dan produk 7 tajwid.
  3. Hasil pengurutan fasilitas (mesin dan stasiun kerja) ialah 1-2-7-8-9-10-4-5-3-6. Dimana 1 ialah mesin percetakan, 2 stasiun kerja penyusunan tahap 1, 7 mesin pemotongan, 8 mesin pembuatan sampul, 9 stasiun kerja pemasangan cover, 10 stasiun kerja pengemasan, 4 stasiun kerja penjahitan, 5 stasiun kerja pengepresan, 3 stasiun kerja penyusunan tahap 2, dan 6 stasiun kerja pemasangan siblat.
  4. Usulan terbaik yaitu usulan 1 ROC karena memiliki nilai grouping efficiency, grouping efficacy dan grouping measure tertinggi yaitu masing-masing 0.79, 0.7 dan 0.7. Hal tersebut menandakan tingkat keefektifan dan efisiensi usulan 1 ROC lebih tinggi dibanding usulan lainnya.
  5. Usulan 1 ROC terdiri dari 2 sel dimana sel 1 terdiri dari mesin 1,2,7,8,9 dan 10, mengerjakan produk 4,5,3,6, dan 7. Sel 2 terdiri dari mesin 4,5,3 dan 6 mengerjakan mesin 1 dan 2.

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK DENGAN PENDEKATAN 
GROUP TECHNOLOGY PADA PT. MAKMUR GRAFIKA SEMARANG

BAB IV
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY PADA PT. MAKMUR GRAFIKA


4.1.      Pendahuluan
Pendahuluan merupakan suatu subbab yang terdiri dari beberapa hal yang saling terkait secara sistematik satu dengan yang lainnya yang akan mendefinisikan alasan pemilihan judul ataupun latar belakang, pokok-pokok pikiran tentang masalah yang ada, lingkup pengamatan agar nantinya pembahasan tidak melebar, dan juga memberikan penjelasan tentang tujuan dari pembuatan laporan.
4.1.1.                     Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia maka perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnisnya yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, suatu perusahaan juga harus mempunyai fleksibilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk dapat mencapai hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu tipe tata letak pabrik yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan fleksibilitas. Menghadapi kondisi ini, dimana variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang berubah-ubah, dan adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses maupun permintaan produk.    
                Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali
Perusahaan Makmur Grafika sebagai tempat penelitian telah menerapkan  process layout  sebagai dasar tata letak pabrik. Akan tetapi terjadi peningkatan biaya dan waktu yang panjang karena terjadinya aliran proses yang panjang.  Atas dasar inilah, dilakukan pendekatan  Group Technology  yang mengusahakan suatu  flow line yang dapat menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi disertai tingkat fleksibilitas yang tinggi pula untuk mengerjakan berbagai komponen sesuai dengan permintaan konsumen, dengan cara mengelompokkan mesin-mesin dan  part-part  ke dalam sel manufaktur. Cellular Manufacturing  (CM) merupakan penerapan langsung filosofi Group Technology dalam proses manufaktur.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tata letak fasilitas pabrik didalam perusahaan untuk selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan sudah mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi, maka judul yang diambil untuk penelitian ini adalah “Perancangan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Pendekatan Group Technology Pada PT. Makmur Grafika ”.